scarletise: (hair)
scarletise ([personal profile] scarletise) wrote in [community profile] sheepandwolf2015-07-28 10:51 pm
Entry tags:

weekend class

weekend class;
856w. prompt: senseless.



Seunghyun ingin mencoba mengatakannya paling tidak satu kali.

Tumpukan bantal menghalanginya untuk bangkit. Hari libur, dan sekarang Seunghyun hanya ingin bermalas-malasan. Akhir-akhir ini jadi sulit juga mencari waktu untuk sekadar bertemu di tempat yang dulu mereka sambangi setiap hari itu. Dari pandangan matanya sekarang yang terlihat hanyalah Tian Kai yang sedang membaca buku; entah apa. Tidak perlu harus mengobrol setiap saat, tapi sekarang pikiran yang lewat di kepalanya jadi macam-macam.

"Kemarin kau ada di acara yang banyak orang Cinanya itu lagi," matanya memicing. "Kok jadi panggil-panggilan nama asli begitu, sih?"

"Yaaaa. Memang sudah bilang, kan?" Mata Tian Kai tidak beralih dari bukunya. Entah buku apa yang membuatnya jadi keasyikan baca begitu. Sekarang kepalanya menoleh, menatap Seunghyun dengan tatapan heran. "MCnya memang suka aneh-aneh. Kenapa, memang?"

"Nggak enak disebutkan, kan, ribet." Seunghyun berkomentar lagi, dan rasanya komentar itu tidak terlalu penting bahkan untuk dirinya sendiri. Ia dapat melihat gadis itu sepertinya tertarik dengan topik ini, karena akhirnya halaman buku itu berhenti ia baca. Pandangannya jadi terasa mengancam (biarpun sebenarnya tidak) dan Seunghyun langsung menyahut lagi. "Apaan?"

"Kalau mau ya coba sendiri saja." Mata bulat gadis itu mengerjap, senyum bermain di bibirnya. Seunghyun nginyem. Matanya kembali memperhatikan tumpukan bantal yang ada di sebelahnya. Ada empat bantal rupanya, kebanyakan untuk kasur yang lebih sering dipakai hanya satu atau dua orang--tapi itu tidak terlalu penting.

Tian Kai masih membaca buku.

"Ka-a-i," suaranya lolos dengan suara super kecil dan ogah-ogahan, namun sukses membuat gadis itu menoleh. Seunghyun dapat melihat kerutan di kening gadis itu berikut dengan mata yang melebar, dan senyum tertahan yang muncul. Apa, coba. Cuaca di luar cerah dan sekarang mereka menghabiskan waktu di kamar mempermasalahkan soal nama yang pendek…atau mungkin dia saja yang begitu.

"Ha?" Gadis itu meletakkan bukunya di samping kasur, menjatuhkan diri di Sebelah Seunghyun dan meliriknya penasaran, kalau bukan geli. "Nggak kedengeran."

Ya kan.

"Ogah." Pemuda itu menarik bantal yang sedari tadi menganggur di sebelah, menjadikannya perisai. Tian Kai mengerling dari sudut matanya, dan Seunghyun langsung memasang wajah kesal. "Kai--dih. Nama cowok." Kepalanya dipalingkan ke arah lain.

Tawa gadis itu terdengar lagi. Seunghyun otomatis mundur waktu gadis itu merangsek maju. Bukunya tergeletak terlupakan, dan perhatiannya terarah pada Seunghyun sekarang--membuat Seunghyun jadi kepingin membelesak ke kolong kasur. Kalau ada. "Yang bener. Coba ulang lagi." Suara gadis itu terdengar seperti ledekan, atau memang ledekan, tapi ia tidak bisa juga menolak. Tangan gadis itu terulur untuk menjawil telinganya, dan Seunghyun meringis.

"Bbong Ddian-Kai," Repetan nama dari bibirnya sendiri terdengar aneh dan lucu. Membuat Seunghyun jadi ingat frase rapnya yang super parah dalam bahasa Inggris sehingga sukses membuat Tian Kai ngakak waktu mendengarnya pertama kali, dan itu pasti lucu karena Tian Kai sekarang meledak tertawa. Pemuda itu mendelik sewot.

"Thi-an-Kha-i," gadis itu terkekeh bagaikan pemenang, mengatakan namanya sendiri dengan lafal yang rapi, membuat Seunghyun merengut lagi. Tangannya menjewer telinga Seunghyun tanpa ampun, lalu mendekat dan memberikan kecupan di bibirnya--Seunghyun tidak sempat memejamkan mata, sementara Tian Kai menatapnya dengan pandangan geli. "Biar logatnya nempel. Ngomong nama orang yang betul, atau kujewer lagi."

"D--" Seunghyun mengedikkan kepalanya, bergeser karena hidungnya sempat menabrak milik gadis itu dan membuatnya jadi susah bernapas--biarpun sedikit banyak dia juga jadi sulit mengambil napas karena detak jantungnya naik. Matanya melirik ke samping sementara jemarinya menyisiri rambut Tian Kai yang menutupi kening. "Susah, tahu. Jien-Kai? Gitu?"

"Nggaaak. Ada udaranya. Panjang. Thi." Wajah gadis itu berubah serius, alisnya bergerak dan ucapannya jadi separuh protes--tekanan di bagian atas tubuhnya jadi terasa sebagai ancaman baru. "Ayoo, bilang yang benar dong."

"Teman-temanmu itu enak karena sudah biasa ngomongnya," pemuda itu mengelak; tangannya menarik Tian Kai ke atas tubuhnya, menguncinya hingga tidak bisa bergerak. Ia mendengar jeritan kecil kaget dari gadis itu, dan sekarang senyum menang pindah ke bibirnya. Wajah Tian Kai ada beberapa senti dari wajahnya. Lucu. Cetusan isengnya kembali muncul. "Logatnya nggak nempel sama sekali."

Kode. Cubitan Tian Kai langsung mendarat di hidung Seunghyun--yang mengerang main-main. Tian Kai menatapnya lurus-lurus dengan wajah yang sepertinya terhibur, dengan rona merah yang mampir di wajahnya. "Sering praktek, jadi bisa."

Seunghyun tergelak sementara gadis itu memukul bahunya dan memberinya satu ciuman lagi.

"Aish--" Dan kali ini Seunghyun menyeringai, membalas ciuman itu dan menggigit ujung bibir Tian Kai; yang terdengar dari mulut gadis itu adalah repetan yang tidak terdengar seperti kata-kata. Seunghyun nyengir. Suaranya merendah seiring bisikan yang sudah pasti terdengar karena ada di dekat telinga, mengatur napasnya susah payah. "Butuh agak lama sampai logatnya bisa nempel, mungkin?"

"Bego."

Pemuda itu tertawa mendengar suara Tian Kai yang sekarang mengecil. Gemerisik kasur di bawah tubuhnya membuat dia ingat kalau nanti mereka masih harus membereskan sprei, tapi untuk saat ini itu bukan hal yang penting. Kaki mereka berkaitan di ujung lain, dan satu bantal tersenggol secara tak sengaja ke lantai. (Betul kan, terlalu banyak.)

"Lain kali dicoba lagi," pemuda itu nyengir sementara bibirnya meniti dari wajah ke leher Tian Kai seakan-akan ada garis yang tak terlihat. Ada pukulan lagi di bahunya, dan Seunghyun terkekeh, berguling di kasur dengan lengan yang terlingkar tubuh gadis itu. "Hish. Pelajarannya sudahan."

(Atau mungkin pukulan itu adalah untuk tangannya yang sekarang sedang sibuk menyelip di bawah baju.)

Yah, lupakan saja pelajarannya. Pada akhirnya, ini hari libur.

end.

Kenapa Senseless? Senseless kissing.…IYAIN AJA